Kondisi lingkungan kerja

Posted on Sabtu, 27 Oktober 2012 by Unknown



Lingkungan kerja merupakan hal-hal yang berada di luar pekerja yang akan mendukung keberlangsungan pekerjaan yang digeluti oleh seorang pekerja. Lingkungan kerja dianggap suatu yang terberikan, tidak berubah yang menuntut berbagai persyaratan tertentu dari tenaga keja. Kondisi lingkungan kerja merupakan salah satu hal yang mempengaruhi produktifitas dalam suatu perusahan.
Lingkungan yang membuat pekerja tidak nyaman dalam melakukan aktifitasnya akan membuat produktifitas perusahan menurun, kurangnya semangat para pekerja dalam melakukan tugas-tugasnya dalam perusahaan dan tingkat kepuasan kerja akan pada posisi yang rendah. Lingkungan kerja yang mendukung sangat baik untuk perusahan sehinnga kenapa hal ini pantas untuk kita bahas. Pada pembahasan mengenai kondisi lingkungan kerja kali ini, kita akan fokus kepada pembahasan mengenai keadaan kerja fisik dan lama waktu dalam kerja karena menurut penulis ini merupakan 2 hal yang saling berdampingan khususnya lingkungan kerja.
A.          Kondisi Fisik Kerja
Lingkungan kerja fisik mencakup setiap hal fasilitas yang disediakan oleh setiap perusahaan atau tempat kerja dimana kita bekerja, mencakup lokasi parkiran pada gedung perusahaan, lokasi dan rancangan gedung sampai jumlah cahaya yang menerangi ruangan, suara yang berada dalam ruangan kerja atau ruangan kerja seorang pekerja. Di kota-kota besar yang berada di Indonesia contohya seperti pada kita Jakarta, lahan parkiran merupakan hal yang sangat penting oleh para tenaga kerja dan tamu-tamu pada perusahaan. Kekurangan area parkiran dapat menimbulkan kerugian yang sangat beresiko terhadap kelangsungan suatu perusahaan. Tidak hanya sampai disitu, lokasi kerja juga merupakan hal yang sangat memiliki pengaruh yang besar dalam kelangsungan perusahan. Lokasi kerja yang jauh untuk ditempuh para pekerja akan membuat kurang efektifnya waktu dan kelelahan para pekerja karena harus meempuh lokasi yang sangat jauh dan melelahkan shingga para pekerja yang sampai ditempat kerja sudah dalam keadaan yang tidak maksimal akibat kelelahan.
Beberapa masalah yang sudah dipaparkan tadi merupakan sebagian kecil dari permasalahan yang sering terjadi pada lingkungan perusahan dan jika masalah itu tidak dapat dianalisa secara cermat maka akan sangat merugikan produktifitas perusahaan itu sendiri. Ada beberapa masalah yang sangat penting untuk kita bahas agar permasalahan-permasalahan yang seperti dibahas tadi dapat di analisa sehingga akan membuat perusahan dapat meningkatkan kredibilitasnya.
1.      Iluminasi (Penerangan)
Cahaya adalah hal yang sangat penting dalam mlakukan segala aktifitas dalam segala hal khususnya pada suatu perusahaan. Bekerja pada ruangan yang memiliki cahaya yang terang akan berbeda dengan bekerja pada ruangan yang hanya mempunyai cahaya remang-remang. Beberapa factor yang harus diperhatikan dalam iluminasi ini,yaitu : kadar (intensi cahaya), distribusi cahaya, dan sinar yang  menyilaukan. Kadar cahaya yang diperlukan oleh sorang pekerja tergantung dari bidang yang dikerjakan. Untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian akan memerlukan cahaya yang cukup agar segala sesuatu detail yang dikerjakan dapat terlaksana dengan baik, dalam hal perakitan akan memerlukan detail dan kejelian mata maka cahaya yang baik akan sangat membantu dalam pekerjaan seperti itu.  
Faktor lain yang mempengaruhi iluminasi adalah distribusi cahaya dalam ruangan. Ruangan yang ideal adalah ruangan yang mmiliki cahaya yang mencakup keseluruhan sudut ruangan. Memberikan cahaya penerangan pada suatu daerah kerja yang lebih tinggi kadar cahayanya daripada daerah yang mengelilinginya akan menimbulkan kelelahan mata setelah jangka waktu tertentu. Sinar yang menyilaukan dapat ditimbulkan langsung oleh sumber cahaya atau dari bidang-bidang yang dapat memantulkan cahaya yang tinggi.

Menurut penelitian bahwa silau dapat menimbulkan peningkatan kesalahan dalam kerja rinci selama waktu 20 menit, selain ketegangan mata silau juga dapat mengaburkan pandangan. Silau dapat diatasi dengan beberapa cara. Sumber cahaya yang terang dapat ditutupi dengan pelindung atau diletakkan di luar bidang pandangan pekerja.
2.      Warna
Hal kedua yang akan dibahas adalah mengenai warna. Masalah warna lebih condong kepada warna ruangan dan perlengkapan kerja lainnya. Kombinasi warna yang tepat terhadap suatu rungan merupakan hal yang sangat penting. Banyak yang berpendapat bahwa dengan warna yang tepat pada suatu ruangan maka produk, menurunkan kecelakaan dan kesalahan, dan meningkatkan semangat kerja. Namun pandangan di atas tidaklah ditunjang dengan hasil-hasil penelitian.
3.      Kebisingan
Bising dianggap sebagai suara-suara yang terdengar yang tidak di inginkan, yang mengganggu, dan mnjengkelkan. Namun, batasan seperti ini kurang memuaskan karena tidak ada dasar yang jelas kapan suatu bunyi atau suara tersebut tidak kita inginkan. McKormick mengatakan bahwa bunyi (bising) adalah bunyi yang tidak memiliki informasi dengan tugas atau aktifitas yang dilaksanakan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali keluhan yang sering kita dengar mengenai kebisingan tersebut, bisa seperti suara musik yang terlalu keras, suara tv, jalan raya, suara mesin dan lai sebagainya. Suara bising tersebut sering membuat kita marah karena mengganggu aktifitas yang sementara kita kerjakan ataupun disaat kita hendak istirahat.
Tingkat kerasnya suara bising merupakan ancaman bagi pendengaran. Tingkat bunyi pada decibel tertentu dapan menjadikan orang tuna rungu sementara dan pada tingkat tertentu akan dapat membuat kita tuna rungu secara permanen. Akibat-akibat lain dari tinggkat bising yang tinggi adalah :
a.       Timbulnya perubahan fisiologis (perubahan detak jantung, pupil mata, penciutan pada pembuluh darah dan meningkatkan ketegangan otot)
b.      Adanya dampak psikologis (kesetaraan emosional, jengkel, agresif dan curiga)
Ciri-ciri bising yang mengganggu lainnya adalah bising kekenalan (familiarity). Nada dan keharusan adanya bising pada pekerjaan. Penelitian mengemukakan bahwa bunyi-bunyi yang tidak dikenal lebih mengganggu daripada bunyi-bunyi yang sudah dikenal.
4.      Musik Dalam Bekerja
Musik tampaknya memiliki pengaruh yang positif pada pekerjaan-pekerjaan yang sederhana, rutin dan monoton, sedangkan pada pekerjaan yang lebih majemuk dan memerlukan konsentrasi yang tinggi dalam bekerja akan bisa berpengaruh negatif. Jeni musik apa yang paling bagus dipergunakan masih belum ada kesepakatan yang mendasar namun pada umumnya jenis musik ringan saja seperti instrument yang sering dipergunakan dalam pekerjaan dan sebagai musik penggiring dalam kerja.

B.           Kondisi Lama Waktu Bekerja
1.      Jam Kerja
Jumlah jam kerja di indonesia pada umumnya adalah 40 jam. Berapa jam sehari atau berapa jam seminggu yang efektif pada manusia dalam melakukan pekerjaan? menurut hasil-hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan antar jumlah jam kerja nominal (40 jam) terhadap jam kerja aktual (masa produktif pekerja). Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil yang menarik antara jam nominal kerja terhadap jam aktual kerja. Jika jam kerja nominal ditambah maka jam kerja aktual menurun.
2.      Kerja Paruh Waktu Tetap
Kerja paruh waktu adalah pekerjaan yang dilakukan pada jumlah jam kerja sekitar 20 jam per miggu kerja. Menurut schultz pekerjaan paruh waktu menarik bagi :
a.       Orang yang bertanggung jawab bagi urusan rumah tangga
b.      Orang yang cacat jasmaniah
c.       Orang yang sementara mengalami krisis paruh baya.
d.      Orang yang tidak bersedia bekerja selama 40 jam pada suatu perusahaan.
Orang yang menyukai pekerjaan paruh waktu ini adalah kelompok tenaga kerja muda yang menyukai gaya hidup lentur yang dimungkinkan dapat bekerja paruh waktu. Selain itu ada juga pegawai negeri ataupun ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan paruh waktu ini seperti usaha kecil-kecilan untuk menambah penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup.
3.      Empat Hari Minggu Kerja
Untuk mengetahui apakah jumlah hari yang efktif dalam kerja masih sangat sulit. Yang memprakarsai kerja 4 hari minggu kerja adalah management (terjadi di amerika dan eropa). Dengan kerja 4 hari minggu kerja diharapkan akan mendapatkan hasil dan peninggkatan dalam produktifitas dan efsiensi pekerja juga pengurangan angka absen pada pekerja.
4.      Jam Kerja Lentur
Jam kerja lentur mulai diterapkan pada jerman di tahun 1960. Para pekerja dibiarkan sendiri menentukan pada jam berapa mereka ingin kerja dan pada jam berapa mereka ingin pulang dan menghentikan pekerjaan. Ini merupakan hal yang bertolak belakang jika kita melihat indonesia yang sudah menetapkan kapan memulai suatu pekerjaan dan kapan haus berhenti.

C.          Sistem Mesin-Manusia
Sistem mesin mesin-manusia adalah sistem dimana kedua komponen harus bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan. Ada dua macam sistem mesin-manusia yaitu sistem mesin-manusia ber-ikal terbuka dan yang ber-ikal tertutup. Pada sistem mesin- manusia terbuka ada suatu mekanisme yang mana butuh stimulus agar mesin tersebut dapat bekerja (alat pemadam kebakaran otomatis) sedangkan sistem mesin manusia tertutup merupakan sistem yang dapat mengatur diri sendiri (AC ruangan).


Sistem mesin-manusia berlangsung dalam suatu lingkungan, tidak dapat berlangsung scara isolasi. Lingkungan akan mempengaruhi sistem tersebut karena itu sistem mesin-manusia itu harus tetap diperhatikan. Intinya dengan adanya sistem mesin-manusia maka kesalahan dan kekeliruan yang dilakukan manusia akan dapat diminimalisir sedikit dengan ada bantuan sistem tersebut.

D.          Penyajian Informasi
Meskipun memiliki banyak alat indra, alat indra yang palng banyak digunakan selama bekerja adalah indra pengelihatan dan pendengaran. Dalam merancang konstruksi mesin, yang pengaruhnya besar terhadap efisiensi kerja ialah keputusan yang harus diambil tentang peraga apa yang akan digunakan sebagai saluran komunikasi antara mesin dan manusia, serta bagaimana bentuk peraga tersebut. Sangat banyak bentuk media mesin untuk informasi yang dapat digunakan dalam ruangan kerja contohnya seperti speaker, lonceng, tv, dan lan sebagainya yang fungsinya menyalurkan informasi kepada semua pekerja.

E.           Fungsi-fungsi Kendali
Dalam kebanyakan sistem mesin-manusia, operator menerima informasi melalui beberapa indranya, mengolah informasi ini dengan dengan berbagai macam cara, untuk kemudian mengambil suatu tindakan. Tindakan ini biasanya dilakukan melalui suatu kendali misalnya suatu tombol, kenop dan lain sebagainya. Peraga dan alat kendali yang dirancang dan dikonstruksi dengan tepat pada mesin merupakan bagian dari sistem mesin-manusia. Segala sesuatunya diharapkan dapat membantu segala aktifitas manusia dalam melaksanakan pekerjaannya sehinnga efisien dan efektif yang kemudian menggapai prestasi kerja yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Munandar S. Ashar, Psikologi Industri dan Organisasi (2008). Jakarta, Unversitas Indonesia Press (UIP).

0 Responses to "Kondisi lingkungan kerja":