Lingkungan
kerja merupakan hal-hal yang berada di luar pekerja yang akan mendukung
keberlangsungan pekerjaan yang digeluti oleh seorang pekerja. Lingkungan kerja
dianggap suatu yang terberikan, tidak berubah yang menuntut berbagai
persyaratan tertentu dari tenaga keja. Kondisi lingkungan kerja merupakan salah
satu hal yang mempengaruhi produktifitas dalam suatu perusahan.
Lingkungan
yang membuat pekerja tidak nyaman dalam melakukan aktifitasnya akan membuat
produktifitas perusahan menurun, kurangnya semangat para pekerja dalam
melakukan tugas-tugasnya dalam perusahaan dan tingkat kepuasan kerja akan pada
posisi yang rendah. Lingkungan kerja yang mendukung sangat baik untuk perusahan
sehinnga kenapa hal ini pantas untuk kita bahas. Pada pembahasan mengenai
kondisi lingkungan kerja kali ini, kita akan fokus kepada pembahasan mengenai
keadaan kerja fisik dan lama waktu dalam kerja karena menurut penulis ini
merupakan 2 hal yang saling berdampingan khususnya lingkungan kerja.
A.
Kondisi
Fisik Kerja
Lingkungan
kerja fisik mencakup setiap hal fasilitas yang disediakan oleh setiap
perusahaan atau tempat kerja dimana kita bekerja, mencakup lokasi parkiran pada
gedung perusahaan, lokasi dan rancangan gedung sampai jumlah cahaya yang
menerangi ruangan, suara yang berada dalam ruangan kerja atau ruangan kerja
seorang pekerja. Di kota-kota besar yang berada di Indonesia contohya seperti
pada kita Jakarta, lahan parkiran merupakan hal yang sangat penting oleh para
tenaga kerja dan tamu-tamu pada perusahaan. Kekurangan area parkiran dapat
menimbulkan kerugian yang sangat beresiko terhadap kelangsungan suatu
perusahaan. Tidak hanya sampai disitu, lokasi kerja juga merupakan hal yang
sangat memiliki pengaruh yang besar dalam kelangsungan perusahan. Lokasi kerja
yang jauh untuk ditempuh para pekerja akan membuat kurang efektifnya waktu dan
kelelahan para pekerja karena harus meempuh lokasi yang sangat jauh dan
melelahkan shingga para pekerja yang sampai ditempat kerja sudah dalam keadaan
yang tidak maksimal akibat kelelahan.
Beberapa
masalah yang sudah dipaparkan tadi merupakan sebagian kecil dari permasalahan
yang sering terjadi pada lingkungan perusahan dan jika masalah itu tidak dapat
dianalisa secara cermat maka akan sangat merugikan produktifitas perusahaan itu
sendiri. Ada beberapa masalah yang sangat penting untuk kita bahas agar
permasalahan-permasalahan yang seperti dibahas tadi dapat di analisa sehingga
akan membuat perusahan dapat meningkatkan kredibilitasnya.
1.
Iluminasi
(Penerangan)
Cahaya
adalah hal yang sangat penting dalam mlakukan segala aktifitas dalam segala hal
khususnya pada suatu perusahaan. Bekerja pada ruangan yang memiliki cahaya yang
terang akan berbeda dengan bekerja pada ruangan yang hanya mempunyai cahaya
remang-remang. Beberapa factor yang harus diperhatikan dalam iluminasi
ini,yaitu : kadar (intensi cahaya), distribusi cahaya, dan sinar yang menyilaukan. Kadar cahaya yang diperlukan oleh sorang pekerja tergantung dari bidang
yang dikerjakan. Untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian akan memerlukan
cahaya yang cukup agar segala sesuatu detail yang dikerjakan dapat terlaksana
dengan baik, dalam hal perakitan akan memerlukan detail dan kejelian mata maka
cahaya yang baik akan sangat membantu dalam pekerjaan seperti itu.
Faktor
lain yang mempengaruhi iluminasi adalah distribusi
cahaya dalam ruangan. Ruangan yang ideal adalah ruangan yang mmiliki cahaya
yang mencakup keseluruhan sudut ruangan. Memberikan cahaya penerangan pada
suatu daerah kerja yang lebih tinggi kadar cahayanya daripada daerah yang
mengelilinginya akan menimbulkan kelelahan mata setelah jangka waktu tertentu. Sinar yang menyilaukan dapat
ditimbulkan langsung oleh sumber cahaya atau dari bidang-bidang yang dapat
memantulkan cahaya yang tinggi.
Menurut
penelitian bahwa silau dapat menimbulkan peningkatan kesalahan dalam kerja
rinci selama waktu 20 menit, selain ketegangan mata silau juga dapat
mengaburkan pandangan. Silau dapat diatasi dengan beberapa cara. Sumber cahaya
yang terang dapat ditutupi dengan pelindung atau diletakkan di luar bidang
pandangan pekerja.
2.
Warna
Hal
kedua yang akan dibahas adalah mengenai warna. Masalah warna lebih condong
kepada warna ruangan dan perlengkapan kerja lainnya. Kombinasi warna yang tepat
terhadap suatu rungan merupakan hal yang sangat penting. Banyak yang
berpendapat bahwa dengan warna yang tepat pada suatu ruangan maka produk,
menurunkan kecelakaan dan kesalahan, dan meningkatkan semangat kerja. Namun
pandangan di atas tidaklah ditunjang dengan hasil-hasil penelitian.
3.
Kebisingan
Bising
dianggap sebagai suara-suara yang terdengar yang tidak di inginkan, yang
mengganggu, dan mnjengkelkan. Namun, batasan seperti ini kurang memuaskan
karena tidak ada dasar yang jelas kapan suatu bunyi atau suara tersebut tidak
kita inginkan. McKormick mengatakan bahwa bunyi (bising) adalah bunyi yang
tidak memiliki informasi dengan tugas atau aktifitas yang dilaksanakan. Dalam
kehidupan sehari-hari, banyak sekali keluhan yang sering kita dengar mengenai
kebisingan tersebut, bisa seperti suara musik yang terlalu keras, suara tv,
jalan raya, suara mesin dan lai sebagainya. Suara bising tersebut sering
membuat kita marah karena mengganggu aktifitas yang sementara kita kerjakan
ataupun disaat kita hendak istirahat.
Tingkat kerasnya suara
bising merupakan ancaman bagi pendengaran. Tingkat bunyi pada decibel tertentu
dapan menjadikan orang tuna rungu sementara dan pada tingkat tertentu akan
dapat membuat kita tuna rungu secara permanen. Akibat-akibat lain dari tinggkat
bising yang tinggi adalah :
a. Timbulnya
perubahan fisiologis (perubahan detak jantung, pupil mata, penciutan pada
pembuluh darah dan meningkatkan ketegangan otot)
b. Adanya
dampak psikologis (kesetaraan emosional, jengkel, agresif dan curiga)
Ciri-ciri
bising yang mengganggu lainnya adalah bising kekenalan (familiarity). Nada dan
keharusan adanya bising pada pekerjaan. Penelitian mengemukakan bahwa
bunyi-bunyi yang tidak dikenal lebih mengganggu daripada bunyi-bunyi yang sudah
dikenal.
4.
Musik
Dalam Bekerja
Musik
tampaknya memiliki pengaruh yang positif pada pekerjaan-pekerjaan yang
sederhana, rutin dan monoton, sedangkan pada pekerjaan yang lebih majemuk dan
memerlukan konsentrasi yang tinggi dalam bekerja akan bisa berpengaruh negatif.
Jeni musik apa yang paling bagus dipergunakan masih belum ada kesepakatan yang
mendasar namun pada umumnya jenis musik ringan saja seperti instrument yang
sering dipergunakan dalam pekerjaan dan sebagai musik penggiring dalam kerja.
B.
Kondisi
Lama Waktu Bekerja
1.
Jam
Kerja
Jumlah
jam kerja di indonesia pada umumnya adalah 40 jam. Berapa jam sehari atau
berapa jam seminggu yang efektif pada manusia dalam melakukan pekerjaan?
menurut hasil-hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan antar jumlah jam
kerja nominal (40 jam) terhadap jam kerja aktual (masa produktif pekerja).
Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil yang menarik antara jam nominal
kerja terhadap jam aktual kerja. Jika jam kerja nominal ditambah maka jam kerja
aktual menurun.
2.
Kerja
Paruh Waktu Tetap
Kerja
paruh waktu adalah pekerjaan yang dilakukan pada jumlah jam kerja sekitar 20
jam per miggu kerja. Menurut schultz pekerjaan paruh waktu menarik bagi :
a. Orang
yang bertanggung jawab bagi urusan rumah tangga
b. Orang
yang cacat jasmaniah
c. Orang
yang sementara mengalami krisis paruh baya.
d. Orang
yang tidak bersedia bekerja selama 40 jam pada suatu perusahaan.
Orang yang menyukai pekerjaan paruh
waktu ini adalah kelompok tenaga kerja muda yang menyukai gaya hidup lentur
yang dimungkinkan dapat bekerja paruh waktu. Selain itu ada juga pegawai negeri
ataupun ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan paruh waktu ini seperti usaha
kecil-kecilan untuk menambah penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup.
3.
Empat
Hari Minggu Kerja
Untuk
mengetahui apakah jumlah hari yang efktif dalam kerja masih sangat sulit. Yang
memprakarsai kerja 4 hari minggu kerja adalah management (terjadi di amerika
dan eropa). Dengan kerja 4 hari minggu kerja diharapkan akan mendapatkan hasil
dan peninggkatan dalam produktifitas dan efsiensi pekerja juga pengurangan
angka absen pada pekerja.
4.
Jam
Kerja Lentur
Jam
kerja lentur mulai diterapkan pada jerman di tahun 1960. Para pekerja dibiarkan
sendiri menentukan pada jam berapa mereka ingin kerja dan pada jam berapa
mereka ingin pulang dan menghentikan pekerjaan. Ini merupakan hal yang bertolak
belakang jika kita melihat indonesia yang sudah menetapkan kapan memulai suatu
pekerjaan dan kapan haus berhenti.
C.
Sistem
Mesin-Manusia
Sistem
mesin mesin-manusia adalah sistem dimana kedua komponen harus bekerja sama
untuk menyelesaikan pekerjaan. Ada dua macam sistem mesin-manusia yaitu sistem
mesin-manusia ber-ikal terbuka dan yang ber-ikal tertutup. Pada sistem mesin-
manusia terbuka ada suatu mekanisme yang mana butuh stimulus agar mesin
tersebut dapat bekerja (alat pemadam kebakaran otomatis) sedangkan sistem mesin
manusia tertutup merupakan sistem yang dapat mengatur diri sendiri (AC
ruangan).
Sistem
mesin-manusia berlangsung dalam suatu lingkungan, tidak dapat berlangsung scara
isolasi. Lingkungan akan mempengaruhi sistem tersebut karena itu sistem
mesin-manusia itu harus tetap diperhatikan. Intinya dengan adanya sistem
mesin-manusia maka kesalahan dan kekeliruan yang dilakukan manusia akan dapat
diminimalisir sedikit dengan ada bantuan sistem tersebut.
D.
Penyajian
Informasi
Meskipun memiliki banyak alat indra,
alat indra yang palng banyak digunakan selama bekerja adalah indra pengelihatan
dan pendengaran. Dalam merancang konstruksi mesin, yang pengaruhnya besar
terhadap efisiensi kerja ialah keputusan yang harus diambil tentang peraga apa
yang akan digunakan sebagai saluran komunikasi antara mesin dan manusia, serta
bagaimana bentuk peraga tersebut. Sangat banyak bentuk media mesin untuk
informasi yang dapat digunakan dalam ruangan kerja contohnya seperti speaker,
lonceng, tv, dan lan sebagainya yang fungsinya menyalurkan informasi kepada
semua pekerja.
E.
Fungsi-fungsi
Kendali
Dalam
kebanyakan sistem mesin-manusia, operator menerima informasi melalui beberapa
indranya, mengolah informasi ini dengan dengan berbagai macam cara, untuk
kemudian mengambil suatu tindakan. Tindakan ini biasanya dilakukan melalui
suatu kendali misalnya suatu tombol, kenop dan lain sebagainya. Peraga dan alat
kendali yang dirancang dan dikonstruksi dengan tepat pada mesin merupakan
bagian dari sistem mesin-manusia. Segala sesuatunya diharapkan dapat membantu
segala aktifitas manusia dalam melaksanakan pekerjaannya sehinnga efisien dan
efektif yang kemudian menggapai prestasi kerja yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Munandar S. Ashar, Psikologi Industri dan Organisasi (2008). Jakarta, Unversitas
Indonesia Press (UIP).